Aku Masih Dalam Lindungan-Nya
Part 3
Pagi itu,
“Bunda??”
Aku melihat Bundaku berjalan kearah tempat tidurku dan membawa nampan –mungkin
sarapanku-. “Apa
kabar sayang?” Ia membelai mesra rambutku. Hal ini yang selalu kurindukan
darinya.
“Kabar
baik Bunda. Bunda sendiri apa kabar?”
“Kabar
baik juga sayang....” Bersamaan dengan jawaban Bunda, pintu kamarku terbuka dan
Ayah menggendong sesuatu –yang tampaknya seperti bayi-.
Sebelum
aku sempat berkata apa-apa, bunda berkata “itu adik kamu sayang....”
Lalu, secara tidak sengaja, aku berkata “oh, Maudy.” Lalu aku
menjangkau bayi mungil itu dan menyentuh kulit pipinya yang terasa begitu
lembut.
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
Waktu itu, metromini yang kami tumpangi menabrak pembatas jalan dan terguling. Menurut saksi mata, metromini tersebut menghindari mobil yang menyalipnya dari kanan. Karena slip, metromini jadi sulit dikendalikan.
Korban yang selamat, berjumlah 8orang termasuk sopir dan
kernet metromini. Anehnya, keenam korban selamat itu adalah orang-orang yang
memberi uang atau sumbangan kepada anak laki-laki yang mengamen waku itu. Dan
anehnya, Bundaku hanya mengalami luka-luka ringan. Tidak tampak sedikitpun yang
begitu serius pada tubuhnya. Kecuali, memang, adikku terlahir prematur –tidak
sesuai jadwal kelahirannya- tetapi, karena hal itu, aku dapat cepat-cepat
melihat adikku dan menyentuhnya.
Dan anehnya juga, sampai sekarang anak laki-laki itu tidak
pernah diketahui batang hidungnya lagi. Seolah-olah anak laki-laki itu ada saat
hari itu saja. Orang-orang pun mengakui, tidak pernah mengenal atau pun
mengetahui siapa dia sebenarnya.
Aku
hanya berharap, aku dapat bertemu dengannya lagi. Akan aku tunjukkan dia kepada
adikku.
.........................................................
Ah. Nanggung banget sebenernya buat dibikin Part-3 nya. Tapi yaudah lah
Selamat Sore :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar