Kamis, 19 Maret 2015

Short Story: Pengamen itu...?






Aku Masih Dalam Lindungan-Nya

Part 3



Pagi itu,


 “Bunda??” Aku melihat Bundaku berjalan kearah tempat tidurku dan membawa nampan –mungkin sarapanku-. “Apa kabar sayang?” Ia membelai mesra rambutku. Hal ini yang selalu kurindukan darinya.


“Kabar baik Bunda. Bunda sendiri apa kabar?”


 “Kabar baik juga sayang....” Bersamaan dengan jawaban Bunda, pintu kamarku terbuka dan Ayah menggendong sesuatu –yang tampaknya seperti bayi-.


 Sebelum aku sempat berkata apa-apa, bunda berkata “itu adik kamu sayang....”


 Lalu, secara tidak sengaja, aku berkata “oh, Maudy.” Lalu aku menjangkau bayi mungil itu dan menyentuh kulit pipinya yang terasa begitu lembut.


  . . . . . . . . . . . . . . . . . .


  Waktu itu, metromini yang kami tumpangi menabrak pembatas jalan dan terguling. Menurut saksi mata, metromini tersebut menghindari mobil yang menyalipnya dari kanan. Karena slip, metromini jadi sulit dikendalikan.


 Korban yang selamat, berjumlah 8orang termasuk sopir dan kernet metromini. Anehnya, keenam korban selamat itu adalah orang-orang yang memberi uang atau sumbangan kepada anak laki-laki yang mengamen waku itu. Dan anehnya, Bundaku hanya mengalami luka-luka ringan. Tidak tampak sedikitpun yang begitu serius pada tubuhnya. Kecuali, memang, adikku terlahir prematur –tidak sesuai jadwal kelahirannya- tetapi, karena hal itu, aku dapat cepat-cepat melihat adikku dan menyentuhnya.


 Dan anehnya juga, sampai sekarang anak laki-laki itu tidak pernah diketahui batang hidungnya lagi. Seolah-olah anak laki-laki itu ada saat hari itu saja. Orang-orang pun mengakui, tidak pernah mengenal atau pun mengetahui siapa dia sebenarnya.


Aku hanya berharap, aku dapat bertemu dengannya lagi. Akan aku tunjukkan dia kepada adikku.



.........................................................


Ah. Nanggung banget sebenernya buat dibikin Part-3 nya. Tapi yaudah lah


Selamat Sore :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar