(Belum Ada Judul)
Part III
Bagian.2
Main Cast: -Takahiro Morita
-Tomohiro Moriuchi
-Najima Tayuko
-Hiroki Moriuchi
..................................................
'Aih capek sekali setelah bekerja seharian. Otot terasa sangat kaku....'
Begitulah ujar Taka. Ia melangkahkan kaki kedalam apartemennya. Dan betapa terkejutnya ia melihat pemandangan yang ada didalam apartemennya.
“Hiro! Tomo! Lho kalian ngapain kesini? Sejak kapan kalian..?” Taka
tak meneruskan ucapannya dan segera berteriak. “Hiroooooo!! STOP!” Taka merebut
console game dari tangan Hiro. “Jangan main Game-game gua.”
“Pelit banget lo!” Hiro pun segera menjauh dan duduk didepan televisi
disamping Tomo.
“Eh kalian sejak kapan ada di apatemen gua?” Taka ikut nimbrung
disamping mereka dan merebut remote televisi.
“Yah. Sekitar jam 5 sore lah.” Jawab tomo sambil melirik pergelangan
tangannya yang tersemat jam tangan.
“Ooh.” Jawab Taka sambil ikut-ikutan melirik jam dinding dan
mengusap-usap perutnya.
“kalian gak mau makan malam dulu?” Tanya Hiro.
“Mau sih. Gih sana lo yang masak.” Taka mendorong pelan bahu Hiro.
Dan Hiro pun melengos menuju
dapur.
Dengan adanya kedua adiknya
diapartemen, setidaknya Taka mempunyai sedikit hiburan untuk melemaskan
otot-otot otaknya yang kaku. Pelan-pelan, Taka menuju balkon sambil terus
memencet tombol pager nya.
Tomo yang melihat kelakuan Taka
yang “Sedikit ganjil” ini alias tidak biasanya, segera menghampiri Taka.
“Woy Tak. Pager ya? Sama siapa hari gini masih main pager?”
“Hem. Adadeh Tom. Mau tau aja sih?"
“Masa sih masih ada orang yang main pager selain lo Tak?” Ujar Tomo
sinis.
‘Emang dasar nih sih Tomo! Kalo pemdiem mah pendiem aja. Pake kepo-an
segala.’ Ujar Taka dalam hati.
“Taka... Tomo... Makan nih!!” Suara Hiro melengking bak ibu-ibu tukang
jualan sayur.
“Gih Tom. Duluan sana. Entar gua nyusul.” Taka setenga mendorong Tomo
untuk menjauh.
“Iya deh. Taka... Taka... ck.ck” Sambil lalu, Tomo menjauh dan menuju
ruang makan.
To: 013500XXXXNanti kita sambung lagi. Ada Tomo. Nanti aku
telepon ke handphone mu saja. Bye
Tanpa Ba-Bi-Bu lagi, mereka bertiga menyantap makanan yang sebenarnya bisa dikatakan ala kadarnya itu. Hanya nasi, makarel, sup tofu, udon, dan acar.
“Hir. Lo dapet makarel ini dari mana?” Tanya Taka. “Terus ini nasi
darimana? Kan gua gak ada beras. Terus, sup, udon, sama acar dari mana?” Sela
Taka diantara makan mereka.
“Tinggal makan ko’ lo repot Tak?!” Jawab Tomo.
“Ini makarel di kulkas lo. Belum expired ko. Kalo nasi mah dibekelin
sama Ibu beserta sup dan lain-lainnya nih. Gua sih Cuma manasin aja.” Jawab
Hiro
Dan Taka melanjutkan lagi
makannya sampai selesai.
Taka teringat sesuatu setelah mereka menghabiskan semua makanan itu. “Oiya. Ngapain kalian ke apartemen gua? Tumben. Ada perlu penting?”
“Ada.” Jawab Tomo –emang dasar nih Tomo. Dingin kaya batu es.
“Kita disuruh jemput lu pulang kerumah.” Jawab Hiro.
“Lho. Mau ngapain? Kan...”
“Lusa kan ulang tahun almarhumah Nenek.” Sela Tomo.
“Dan kita semua bakal ke makam nenek. Dan lu harus ikut!” Ucap Hiro
sambil membereskan bekas mangkuk-mangkuknya.
“Ya ampun... kenapa ibu harus nyuruh kalian kesini segala? Bukannya
lu mau ujian masuk Universitas ya Hir? Ibu kan cukup telepon gua aja?”
“Ibu kan tau lo orangnya kaya gimana Tak?”
“Iya! Lagian juga kalo ditelepon doang mah lu gak akan pulang. Lo kan
sok sibuk. Lagian juga, kalo lo gak pulang, kita gak boleh pulang juga sama
ibu.”
Hening sesaat. Taka Diam seratus bahasa.
“Ayolah Tak. Gua kan mau ujian.” Rengek Hiro
‘Oh. Jadi ibu manfaatin Hiro yang mau ujian biar gua juga mau pulang.
Cerdik.’ Pikir Taka dalam hati.
.......................................................................................
Setelah Musyawarah untuk
mufakat, akhirnya Taka memutuskan untuk pulang ke Tokyo bersama Hiro dan Tomo.
Ia juga terpaksa membatalkan janjinya untuk menemani Tayuko berkeliling Fukui.
Rencananya, Tayuko akan melihat-lihat Universitas di Fukui. Rencananya juga,
Tayuko berniat masuk ke perguruan tinggi di Fukui –Tempat Taka tinggal sekarang
ini.
Tayuko sendiri tinggal di kota Gifu. Ia tinggal bersama Ibunya yang merupakan seorang pemabuk. Ayahnya? Entahlah... Tayuko sendiri tidak peduli dia ada dimana. Lima tahun lalu, Tayuko merasa sangat membenci ayahnya karena menceraikan Ibunya dan membuat Ibunya menjadi pemabuk seperti itu. Tetapi dengan penuh tanggung jawab, Ayahnya tersebut masih terus menafkahi ia dan ibunya.
“Ayodong angkat...” Taka terus mondar-mandir sejak dari setengah jam
lalu.
Tomo dan Hiro yang sedaritadi hanya melihat Taka, hanya geleng-geleng kepala sambil terus melakukan aktifitas mereka.
‘Berkali-kali ditelepon, gak ada yang diangkat. Di SMS gak dibales.
Pager juga gak dibales. Kenapa sih Tayuko?’ Ujar Taka Gelisah.
....................................................................
Gubrak! Gubrak!
“Cabo! Keluar kamu!!” Terlihat seorang laki-laki dengan tampang yang
menyeramkan tengah berteriak dengan lantang sambil terus menggedor pintu sebuah
rumah.
“Cabo!!! Keluar!!” Tetapi, rumah itu tetap hening seperti tidak
berpenghuni.
Tak pantang menyerah, lelaki
menyeramkan itu terus menggedor dan berteriak-teriak. Entah siapa yang ia
maksud “Cabo”.
Karena terlalu emosi, lelaki itu pun mulai membanting pot-pot tanaman yang ada didepan rumah itu. Ia mulai kalap.
...................................................................................
Beberapa kali ia riject telepon dari Taka. Dan ia tidak sempat membalas sms-sms dari Taka. Tayuko tengah meringkuk didalam selimut. Ia ketakutan. Sangat sangat ketakutan.
“Ibu... angkat dong teleponnya..”
“Ibu, angkat... apa perlu Tata telepon Ayah lagi?”
Ia menempelkan handphone ditelinganya lagi. Tapi hanya ada dering tut tut panjang dari seberang. Dan lagi-lagi ia hanya bisa mengirim voice mail saja.
“Ibu. Cepatlah pulang...”
.......................................................
Yaya. udah Chap.3
Chap.4 nya besok lagi :D
Selamat sore :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar