Sabtu, 21 November 2015

TestimoniBuku~



Buku "5 CM"

 




     Gua kemaren baru aja nyelesein 5 cm-nya Donny Dhirgantaro. Gua puas banget setelah baca buku ini. Entah kenapa, gua seolah-olah jadi diri gua yang baru, diri gua yang sejatinya emang diri gua. Seolah-olah diri gua yang sebelum baca buku ini tuh bukan diri gua yang sebenernya. Setelah baca buku ini, gua teriak lega, lega-selega-leganya. Dan sampai detik ini, gua menerapkan prinsip 5 cm-nya Arial, Genta, Ian, Riani, Zafran, dan Arinda (tokoh di buku 5 cm).



     Lewat buku ini, mata gua terbuka, hati gua terbuka, dan pikiran gua terbuka lebih luas-luas-luas lagi. Gua lebih banyak belajar arti kehidupan itu apa. Bahwa sesungguhnya kita bukan hanya seonggok daging yang mempunyai nama dan hanya bisa jalan-jalan aja jika kita tidak mau hanya menjadi seonggok daging yang mempunyai nama yang hanya bisa jalan-jalan aja. Lewat buku ini juga gua belajar untuk lebih mencintai “Ibu” gua. Baik itu ibu yang melahirkan gua, ataupun ibu yang selama iini menghidupi gua lewat tanahnya yang selalu gua pijak, lewat airnya yang selalu gua minum tiap hari, lewat sinar mentarinya yang menghangatkan, yaitu ibu pertiwi kita, Indonesia.



     Gua dapet beberapa quots keren yang mungkin akan jadi penyemangat gua dalam kegiatan sehari-hari gua. Dan gua juga nemuin banyak banget ilmu di dalam buku ini.



     Entah keajaiban apa yang seorang Donny berikan untuk kami para pembaca buku ini.



     Emang udah ada filmnya, tapi gua lebih suka baca ketimbang nonton filmnya. Apa yang gua tonton itu gak mudah gua ingat. Tapi, apa yang gua baca itu, seolah-olah udah ketulis lagi di memory otak gua. Gua gak nyesel beli buku ini, tapi yang gua sesalin yaitu kenapa gua baru baca buku ini setelah sekian lama gua beli buku ini. Buku ini tuh satu-satunya buku di rak buku gua yang belom gua baca. Dan gua nyesel baru baca buku ini sekarang. Kenapa gak gua baca waktu pertama kali gua beli,



     Setelah menyelesaikan buku ini, gua lebih banyak mikir akan seperti apa hidup gua ini kedepannya. Bener apa yang dikatakan ini buku, bahwa waktu itu berlalu sungguh cepat.



“Sekarang jam berapa?”


“Jam sebelas.”


“Sebelas kurang berapa?”


“Kurang dua puluh menit.”


“Dua puluh menit kurang berapa?”


“Kurang lima detik.”


“Lima detik kurang berapa?”



     Itu contoh percakapan yang ada di buku ini. Waktu berjalan sangat cepat. Kita tidak menyadari sudah melewatkan 0.000000001 detik dengan sia-sia. Jadi, apa yang manusia katakan bahwa sekarang adalah jam sebelas kurang dua puluh menit adalah bohong belaka.



     Jadi, apakah kalian masih akan membuang waktu yang berjalan sangat cepat ini dengan sia-sia? Masih terus membuang waktu 0,00000001 detik ini dengan percuma?



     Bahwa manusia yang bermanfaat adalah manusia yang berguna bagi sesama manusia lain. Apakah kalian akan jadi manusia yang seperti itu? Atau tetap menjadi manusia terus menerus meminta bantuan dari orang lain dan hanya mengucapkan “terimakasih” terus menerus tanpa bisa merasakan bagaimana rasanya diucapkan terimakasih dari manusia lain?



Apakah kalian akan menjadi seperti itu?



Semuanya berawal dari sesuatu yang bernama “MIMPI”. Semua keinginan dan tekad akan melengkapi mimpi itu terwujud.



Sebuah dialog yang selalu gua inget dan gua jadiin pirinsip yaitu;


“...betul! begitu juga dengan mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar taruh disini.” Ian membawa jari telunjuknya menggantung mengambang didepan keningnya...


“Kamu taruh disini... jangan menempel di kening.


Biarkan...


Dia...


Menggantung...


Mengambang...


5 centimeter...


Didepan kening kamu...”


“Jadi dia gak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu gak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri...”


“...Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang didepan kening kamu. Dan... sehabis itu yang kamu perlu... cuma...”


“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari  biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”


“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja...”


“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya...”


“Serta mulut yang akan selalu berdoa...”



 So, gua udah taruh semua mimpi dan cita-cita gua lima centimeter didepan kening gua. Tinggal kaki gua, tangan gua, leher gua, hati gua, tekad gua, dan mulut gua yang akan bekerja lebih keras dan lebih keras dari biasanya.


Gua harus jadi individidu baru jika gua pengen hidup gua berubah.


 


“Kehidupan adalah 10% yang terjadi pada dirimu, dan 90% sisanya adalah bagaimana kamu menjalaninya.”

 



So, let’s change the world. :D


Aaaaaarrrrgggh... gua jadi pengen ngerasain langsung gimana mendaki gunung Mahameru.


Mahameru, suatu saat, gua akan mendaki punggung lo sampai ke puncaknya. Dan disitu lo akan tau seberapa besar tekad gua. J


Guys.. gua merekomendasiin kalian yang udah nonton filmnya maupun yang belom nonton filmnya, baca buku 5 centimeter ini. Kalian akan dapat lebih banyak ilmu lewat bukunya ketimbang dari filmnya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar