TestimoniBuku~
Buku "5 CM"
Gua kemaren
baru aja nyelesein 5 cm-nya Donny Dhirgantaro. Gua puas banget setelah baca
buku ini. Entah kenapa, gua seolah-olah jadi diri gua yang baru, diri gua yang
sejatinya emang diri gua. Seolah-olah diri gua yang sebelum baca buku ini tuh
bukan diri gua yang sebenernya. Setelah baca buku ini, gua teriak lega,
lega-selega-leganya. Dan sampai detik ini, gua menerapkan prinsip 5 cm-nya
Arial, Genta, Ian, Riani, Zafran, dan Arinda (tokoh di buku 5 cm).
Lewat buku
ini, mata gua terbuka, hati gua terbuka, dan pikiran gua terbuka lebih
luas-luas-luas lagi. Gua lebih banyak belajar arti kehidupan itu apa. Bahwa
sesungguhnya kita bukan hanya seonggok daging yang mempunyai nama dan hanya
bisa jalan-jalan aja jika kita tidak mau hanya menjadi seonggok daging yang
mempunyai nama yang hanya bisa jalan-jalan aja. Lewat buku ini juga gua belajar
untuk lebih mencintai “Ibu” gua. Baik itu ibu yang melahirkan gua, ataupun ibu
yang selama iini menghidupi gua lewat tanahnya yang selalu gua pijak, lewat airnya
yang selalu gua minum tiap hari, lewat sinar mentarinya yang menghangatkan,
yaitu ibu pertiwi kita, Indonesia.
Gua dapet
beberapa quots keren yang mungkin akan jadi penyemangat gua dalam kegiatan
sehari-hari gua. Dan gua juga nemuin banyak banget ilmu di dalam buku ini.
Entah
keajaiban apa yang seorang Donny berikan untuk kami para pembaca buku ini.
Emang udah ada
filmnya, tapi gua lebih suka baca ketimbang nonton filmnya. Apa yang gua tonton
itu gak mudah gua ingat. Tapi, apa yang gua baca itu, seolah-olah udah ketulis
lagi di memory otak gua. Gua gak nyesel beli buku ini, tapi yang gua sesalin
yaitu kenapa gua baru baca buku ini setelah sekian lama gua beli buku ini. Buku
ini tuh satu-satunya buku di rak buku gua yang belom gua baca. Dan gua nyesel baru
baca buku ini sekarang. Kenapa gak gua baca waktu pertama kali gua beli,
Setelah
menyelesaikan buku ini, gua lebih banyak mikir akan seperti apa hidup gua ini
kedepannya. Bener apa yang dikatakan ini buku, bahwa waktu itu berlalu sungguh
cepat.
“Sekarang jam berapa?”
“Jam sebelas.”
“Sebelas kurang berapa?”
“Kurang dua puluh menit.”
“Dua puluh menit kurang berapa?”
“Kurang lima detik.”
“Lima detik kurang berapa?”
Itu contoh
percakapan yang ada di buku ini. Waktu berjalan sangat cepat. Kita tidak
menyadari sudah melewatkan 0.000000001 detik dengan sia-sia. Jadi, apa yang
manusia katakan bahwa sekarang adalah jam sebelas kurang dua puluh menit adalah
bohong belaka.
Jadi, apakah
kalian masih akan membuang waktu yang berjalan sangat cepat ini dengan sia-sia?
Masih terus membuang waktu 0,00000001 detik ini dengan percuma?
Bahwa manusia
yang bermanfaat adalah manusia yang berguna bagi sesama manusia lain. Apakah
kalian akan jadi manusia yang seperti itu? Atau tetap menjadi manusia terus
menerus meminta bantuan dari orang lain dan hanya mengucapkan “terimakasih”
terus menerus tanpa bisa merasakan bagaimana rasanya diucapkan terimakasih dari
manusia lain?
Apakah kalian
akan menjadi seperti itu?
Semuanya
berawal dari sesuatu yang bernama “MIMPI”. Semua keinginan dan tekad akan
melengkapi mimpi itu terwujud.
Sebuah dialog
yang selalu gua inget dan gua jadiin pirinsip yaitu;
“...betul! begitu juga dengan
mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar taruh
disini.” Ian membawa jari telunjuknya menggantung mengambang didepan
keningnya...
“Kamu taruh disini... jangan
menempel di kening.
Biarkan...
Dia...
Menggantung...
Mengambang...
5 centimeter...
Didepan kening kamu...”
“Jadi dia gak akan pernah lepas
dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu
lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama
diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu gak bisa
menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan
mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita,
keyakinan diri...”
“...Biarkan keyakinan kamu, 5
centimeter menggantung mengambang didepan kening kamu. Dan... sehabis itu yang
kamu perlu... cuma...”
“Cuma kaki yang akan berjalan
lebih jauh dari biasanya, tangan yang
akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari
biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”
“Lapisan tekad yang seribu kali
lebih keras dari baja...”
“Dan hati yang akan bekerja lebih
keras dari biasanya...”
“Serta mulut yang akan selalu
berdoa...”
So, gua udah
taruh semua mimpi dan cita-cita gua lima centimeter didepan kening gua. Tinggal
kaki gua, tangan gua, leher gua, hati gua, tekad gua, dan mulut gua yang akan
bekerja lebih keras dan lebih keras dari biasanya.
Gua harus jadi
individidu baru jika gua pengen hidup gua berubah.
“Kehidupan adalah 10% yang terjadi pada dirimu, dan 90% sisanya adalah
bagaimana kamu menjalaninya.”
So, let’s change the world. :D
Aaaaaarrrrgggh... gua jadi pengen
ngerasain langsung gimana mendaki gunung Mahameru.
Mahameru, suatu saat, gua akan
mendaki punggung lo sampai ke puncaknya. Dan disitu lo akan tau seberapa besar
tekad gua. J
Guys.. gua merekomendasiin kalian
yang udah nonton filmnya maupun yang belom nonton filmnya, baca buku 5
centimeter ini. Kalian akan dapat lebih banyak ilmu lewat bukunya ketimbang
dari filmnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar