Rabu, 13 Agustus 2014

FanFiction ONE OK ROCK



You Will Introduce Your Love

Part2

Genre : Romance, Sad
Cast : Enma Daiou as Taka
           Nanako
Plot : Mundur



.............................................

“Hai nanako,tahu tidak siapa yang datang tadi ? toru dan teman-temanmu menjengukmu barusan. Bahkan, Tomoya memberikan gaun yang dulu akan kau pakai di pementasan. Mereka semua sangat menyenangkan walaupun mereka sangat gaduh. Mereka meminta maaf tidak sempat menjengukmu karena persiapan pementasan dan mereka takut kau akan malu jika mereka telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padamu. Coba kau lebih membuka diri dan berteman dengan orang lain, banyak cinta yang diberikan untukmu. Dan kau tidak akan merasa kesepian lagi.”



“Aku membuka buku agendamu,maaf sebelumnya. Aku heran,kenapa benda ini yang kau jadikan alasan? Aku menemukan sepengga puisi yang kurasa dapat kunyanyikan. Maaf sebelumnya jika suaraku sangat buruk.


Aku menggenggam erat tanganmu mengajakku menjelajah awan

kau hanya tertawa tanpa suara

lalu aku menciptakan sebuah bintang dari tangan kosongmu.



Aku tau Naa,itu aku dan kau menulis setiap detail pertemuan kita. Aku merasa sangat terhormat telah menjadi bagian penting di hidupmu."



“Hari ini, hujan turun sangat lebat. Sepertinya, musim hujan akan segera di mulai. Ayo buka matamu Naa. Aku akan mengajakmu bermain di bawah hujan.


Bukankah katamu dulu,kau suka jika hujan turun? Kau bisa berteriak sesuka hatimu tanpa harus terdengar oleh ayahmu. Dan kau suka menuliskan namamu diatas kaca yang berembun. Aku ingin mencoba kesenangan-kesenangan itu bersamamu."



"Pagi tadi, Ryota mengunjungimu Naa. Tau tidak? dia sebenarnya tidak pernah merasa tersinggung atau jengkel saat kau menjauhinya ataupun marah saat kau berkata ketus kepadanya. Aku tahu, walaupun kalian duduk di meja yang sama, kalian tidak pernah berbicara atau sekedar menyapa. Dia hanya ingin memberimu privasi seperti kau memberinya privasi juga. Ia orang yang sangat baik,ramah dan kutebak kau pasti tidak tahu jika ia seorang bassis?


Ia mengajakku dalam permainan bassnya. Sekarang aku mempunyai gitar sendiri. Kubeli dari toko dekat rumahmu. Kau masih ingat gitar berwarna putih yang digantung atas piano dietalase toko musik waktu itu? Seharusnya,aku kau dan Ryota membentuk band sendiri. Aku hampir menangis mendengar alunan gitarku sendiri __mungkin aku terlalu berlebihan. Tadi kami membawakan lagu Royance. Aku tahu, kau sangat ingin memainkan lagu itu diatas tuts pianomu. Kuberikan rekaman ini untukmu. Semoga kau suka. Kau dapat mendengarnya berulang-ulang sampai kau merasa bosan."



"Tadi siang saat aku dalam perjalanan kesini, aku bertemu Toru. Kami saling menyapa dan mencoba untuk basa-basi. Tapi aku merasa ada rasa canggung yang begitu banyak menyelimuti kami. Hening dalam kecanggungan itu sangat membosankan. Dan kini aku tau apa yang kau maksud waktu itu ‘aku seperti berjalan bersama patung yanag bergerak,penuh kecanggungan,tanpa berbasa-basi’. Ia menitipkan ini untukmu. katanya, Kau sangat suka ramen? benarkah? aku hampir tidak mengetahui hal itu. Ramen instan ini semuanya untukmu. Ia memintamu menghabiskan ini semua."



"Naa, sudah berapa lama kau tidur? Berapa kali lagi ciuman untuk membangunkanmu? aku sudah tidak sabar mendengar suaramu lagi. Aku kira, ciuman sejati dapat membangunkanmu __itu hanya berlaku untuk putri salju __kupikir."



"Aku membuatkanmu Teru-Teru Bozu. Aku ingin hujan ini segera berhenti. Tahu tidak? hari ini aku bertemu seorang anak kecil yang hidungnya seperti paruh burung. Saat melihatnya aku ingin sekali tertawa __ayolah tertawa bersamaku, jangan malu-malu.


Aku teringat pertanyaanmu waktu itu. Sebenarnya, tugasku turun ke bumi ini, bukan untuk menemanimu sampai kau mati. Bukan untuk memberimu kenangan indah terakhir kalinya. Aku turun ke bumi ini untuk mencegahmu melakukan hal buruk itu. Aku ingin sekali menemanimu sampai kapanpun __selamanya.”



Taka menangis, ia sesegukan. Ia menyeka air matanya. Lebam di matanya bertambah besar, garis hitam lingkaran matanya semakin memperjelas bahwa ia sangat lelah. Rambutnya sangat berantakan. Sebuah desiran halus membuat bulu kuduknya berdiri, “Pergi” taka berbisik sambil terus menutup mukanya.


“Pergi Ken-e-ou” taka memperkeras suara volumenya.

“Aku merasa kasihan kepadamu Enma. Semakin lama kau berusaha mencegahnya pergi, semakin terasa kuat getaran kematiannya dari hati ke hari”

“Kau tidak tahu ken,diamlah”

“Apa yang istimewa dari seorang bocah perempuan ini? Dibanding kedudukanmu disana?”

“Kedudukanku tidak sebanding dengan perempuan ini. Dia istimewa dari apapun”

“Bahkan, kemuliaanmu sendiri?”

“Ya.”

“Untuk apa kau mempertahankan dia? lebih baik, cepat-cepatlah kau meminta maaf kepada dewawa houzuki dan kembali menjalankan tugasmu seperti biasa.”

“Aku tahu, kau saudaraku. Aku menghargai itu, tapi maaf aku tidak bisa menuruti nasihatmu. Dan kalaupun aku kembali,apakah aku bisa tenang saat kau membawa ruh Nanako? tidak. Aku akan mencegahmu melakukan itu. Walaupun aku tau, kau lah yang akan memenangkan. Tetapi setidaknya aku akan berjuang untuk Nanako. Jadi, tolong diamlah.”



“Naa, Ken-e-ou membuatku kesal. Kau tidak boleh pergi meninggalkanku disini. Jika kau pergi, lalu aku disini dengan siapa? Biarkan aku menggenggam tanganmu dan melihatmu tersenyum untuk selamanya.Aku ingin kita pergi ke festival musim gugur tahun depan. Aku ingin melihat lagi per tunjukkan “21 ronin” itu. Kalau boleh,aku justru ingin berpartisipasi dalam festival itu.


Naa, Ken-e-ou itu tidak menyeramkan seperti orang-orang kebanyakan menggambarkannya. Tetapi, ia cukup sadis untuk ukuran seorang Dewa. Ia membawa sebuah tongkat dan sebuah tali untuk mengikat ruh manusia dan membimbingnya menuju sungai."



Objek yang sedang di bicarakan hanya memperhatikan Taka dari kejauhan. Ini komunikasi satu arah. Sedangkan orang yang Taka ajak bicara, tidak menjawab atau meresponnya sama sekali. Taka masih terus mengoceh menceritakan apa yang ingin ia ceritakan.

~ ~ ~ Flash Back~ ~ ~

Hari itu,
Sepertinya kesehatan Nanako mulai membaik. Ia terlihat labih ceria. Sepanjang pagi ini,ia tertawa tanpa henti walaupun bibirnya terkena sariawan akut. Ia menyapa hampir semua orang di rumah sakit ini. Ayah Nanako sangat senang melihat putrinya begitu ceria hari ini. Namun tanpa disadari,suatu hal besar telah di rencanakan dengan begitu baik oleh Nanako.


Taka tertawa terpingkal-pingkal saat Nanako menirukan mimik muka dokter Hida-san jika ia menasehati Nanako untuk minum obat atau memakan-makanannya sendiri.


“Na, kau harus makan yang banyak dan selalu minum obatmu." seolah-olah dokter hida yang sedang bicara.“Aku bukan anak kecil lagi.” Suara bass Nanako sangatlah aneh.


Ia memonyongkan bibirnya dan mengerutkan kening seolah-olah alisnya menyatu. Ia juga agak memejamkan mata agar matanya terlihat lebih sipit lagi.


“cukup Nanako,perutku sangat sakit, dan kuakui kau sangatlah konyol. Sungguh kau sangat konyol.” Taka masih terus menahan tawa memegangi perutnya.


Nanako mengambil buku agendanya dan menuliskan sesuatu di dalamnya. Tiba-tiba keningnya berkerut.


”Taka maukah kau membelikan aku buku agenda yang baru?”“Haruskah? lalu buku agendamu itu?”“Telah habis” Nanako sedikit kecewa.


Taka berpikir. Apa yang harus ia lakukan? ia tahu betul, hari ini Nanako akan melakukan hal yang sangat buruk. Hal ini telah tertulis di buku takdir. Taka ingin mencegah hal itu terjadi. Ia ingin menjaga Nanako dan tidak akan meninggalkannnya selama seharian penuh.


“Ayolah Taka. Apalagi yang kau pikirkan?” Nanako membulatkan matanya dan tersenyum.“Oh, cukup. Aku tidak akan melakukannya. Kau telah merayuku lewat mata besar itu. Kau curang.”


Nanako tersenyum. Sepeninggal Taka, ia mengambil beberapa macam obat berwarna-warni  dan menggenggamnya. Ia tahu betul, obat ini sangat membantunya melawan penyakitnya ini. Tapi, obat ini juga akan sangat berbahaya suatu saat nanti. Kata berbahaya itu yang akan Nanako rubah menjadi sangat mematikan.


Taka sedang dalam perjalanan saat beberapa dokter dan perawat berlarian ke arah kamar Nanako.


“Ada apa ini?” ia bertanya kepada setiap orang yang dilaluinya.


Salah seorang suster menariknya dan mengajukan beberapa pertanyaan.


“Anda saudaranya Nanako?”“Ya,kenapa dengan Nanako?”“Dimana ayahnya sekarang?”“Dia sedang berada kantin R.S”“Tolong segera hubungi ayahnya”“Kenapa dengan Nanako?”“Ia sedikit mengalami...... komplikasi”


Seketika, Taka terkulai. Ia merasa kecolongan. Lalu, ia duduk di kursi di depan kamar Nanako. Ia mencoba menghubungi ayah Nanako. Ayah Nanako datang tergopoh-gopoh. Ia terlihat sangat panik, melebihi Taka. Ia menanyakan keadaan Nanako, sedangkan Taka hanya menggeleng dengan masih membenamkan mukanya di telapak tangannya

.Seorang dokter keluar dari kamar Nanako. Taka segera menghampirinya.“Bagaimana dengan keadaan Nanako?” Taka tidak mau suatu hal yang lebih buruk lagi terjadi.“Ia mengalami over dosis.”‘Tetapi untunglah nyawanya masih sempat tertolong. Obat yang ia konsumsi telah merusak jaringan sel-sel sarafnya sehingga 99% otaknya lumpuh. Akibatnya ia tidak dapat bereaksi lagi secara normal. Respiratornya lah yang kini mambuatnya masih terus bernafas.”


Ayah Nanako dan Taka menangis. Larut dalam kesedihan mereka masing-masing. Tetapi, objek yang membuat mereka menangis sama. Dan apa yang mereka fikirkan sama, yaitu Nanako.


........................................

Masih ada lanjutannya lhooo :D 


Semoga aja, ceritanya bakal lebih seru lagi.


Lagi gak dapet greget yang pas. Maaf kalo bahasanya kurang mudah dipahami :) 


oiya. Makasih buat Nisa Nurul Fariha yang udah mau repot-repot ngetikin efef ini. "makasih Nisa..." *peluk cium* :P 


Selamat sore :D 








Ini dia yang namanya Teru-Teru Bozu alias boneka penangkal hujan menurut orang jepang :)

2 komentar: