Bagian 1
.............................................................
"Suzuran School" sekolah terkeren dikota ini. Sekolah yang hanya dihuni mahluk-mahluk berjenis kelamin laki-laki. Ya, tidak ada mahluk perempuan yang bersekolah disekolahku ini. Benar, aku bersekolah di Suzuran School. Saat ada orang atau teman, atau kerabat bertanya kepadaku:
"Loe sekolah dimana?"
"Suzuran" dengan bangga aku membusungkan dada. Menyebut nama sekolah itu.
Kenapa aku sebut sekolah terkeren? 'karena memang sekolah ini keren' setidaknya menurutku dan anak-anak lain yang berstatus sama denganku __Murid Suzuran. Aku bisa mengatakannya keren karena disini, ditempat ini, tidak ada yang namanya bullying ataupun tawuran seperti disekolah-sekolah lainnya. Aku selalu menenemkan dan menerapkan kata-kata "Kita melangkah dan menang bukan menggunakan otak kita. Bukan dengan otot kita."Kau tahu kenapa mereka menurut denganku? dan mereka akan mematuhi setiap perintahku? karena, akulah "King of Suzuran". Aku serius. Tetapi, aku bukan anak kepala sekolah atau anak dari pemilik sekolah ini. Aku hanya anak seorang 'Yakuza' yang kebetulan mempunyai pemikiran dan hati yang baik yang peduli akan masa depan bumi ini. Terutama sekolah dan kota ini. /ciiieeee/
"Gen-san. Sepulang skolah gua ikut loe ya? kemanapun." Makise mendatangiku. Nafasnya masih memburu.
"Oke Mak-san. Tapi gua mau ketempat les dulu."
Maki hanya bisa melongo. Ia temanku. Aku menganggapnya seorang teman yang pintar dan pandai, karena memang dia pandai menganalisis jawaban apa yang tepat dari setiap pertanyaan guru yang dilontarkan untuknya, walaupun sebenarnya ia tidak tau pasti apakah itu jawabannya. Penampilannya lumayan baik, ketimbang dulu saat aku berknalan dengannya __saat sekolah ini masih kacau balau. Ia telah tinggal kelas selama 2kali berturut-turut. Awal pertemuan kami, saat itu ia mengenakan seragam kebanggaannya __tentunya seragam Suzuran School, menantangku berduel. Siapa yang kuat, dialah yang akan menjadi peminpin, sedangkan yang kalah menjadi pengikut. Aku yang saat itu masih menjabat sebagai "anak baru, anak ingusan" mengiyakan tantangannya. Aku memenangkan duel itu yang berakibat Maki kehilangan satu gigi depannya karena terkena lututku. Akupun segera meminta maaf, dan mike menjadi satu-satunya pengikutku saat itu.
"Haha Mak-san. kali aja loe bisa nemuin cewe disana." aku merangkul dan mengajaknya untuk segera keluar dari sekolah ini __karena memang sudah waktunya untuk pulang sekolah.
Makise kaka kelasku. Ia sebebntar lagi akan lulus sekolah. Usianya 20 tahun, beda 4 tahun denganku.
Makise merupakan tipe
cowok yang tidak setia alias playboy. Tidak
tidak, dia bukan tipe cowok yang suka mempermainkan cewek.Misalnya:
“Moshimoshi
Ne-chan, bagaimana kencan kita hari ini?”
“.....*sunyi*.....”
“Sudah kukirim
fotoku kan?”
“.....*sunyi
lagi*.....”
“Aku berfoto
dengan Genji-san. Dia teman baikku. Kau pasti mengetahui dia. Keren bukan?”
mungkin Maki bermaksud sombong. Tapi entahlah.... hasilnya akan bagaimana.
“Kau yang sebelah
mana?” Memang terdengar ketus omongan Ne-chan. Walaupun, mungkin, bermaksud
lain.
“Kiri Ne-chan”
Jika kalian melihat ekspresi Maki, pastinya akan terpingkal-pingkal melihat ia
begitu berbinar-binar.
Makise juga
merupakan tipe cowok yang tidak narsis alias anti kamera. Bukan karena dia benar-benar anti kamera, tetapi lebih
karena ia sendiri merasa tidak patut dibidik oleh lensa kamera. Lain hal-nya
saat ia akan mengirimi foto untuk Ne-chan. Pagi-pagi sekali Maki menghadangku
dipintu gerbang sekolah. Ia bertanya apakah ia boleh berfoto denganku? Tentu saja
aku menolak __aku menolak karena alasan aku anti kamera juga __bukan seperti
mike __tetapi karena aku merasa foto diriku merupakan privasi yang harus
dijaga. Seperti yang sudah-sudah, Makise akan memohon, bersujud, jika
keinginannya tidak dipenuhi __terutama olehku. Dan seperti yang sudah-sudah
juga, aku mengalah dan menuruti apa mau Mak-san. Ia memanggil Yamada-san, satpam
sekolah, untuk mengambil foto kami berdua. Sebenarnya, sudah berpuluh-puluh kali
aku berfoto dengannya, sampai aku merasa sangat bosan. Dan sudah berkali-kali
juga, setiap kita berfoto, berlatarbelakang taman sekolah, dibawah pohon sakura
__yang hanya batangnya saja, memakai seragam sekolah, Maki dengan seringai
ganas tetapi berusaha tersenyum semanis mungkin, aku yang tanpa ekspresi agar tetap
terlihat cool, dan selalu difoto oleh
Yamada-san. Sangat membosankan. Entahlah kenapa foto kita tidak ada yang dia
simpan. Mungkin itu hobinya. Aku juga tidak tahu.
Dan hasilnya:
“Ternyata kau itu
botak!” sungguh. itu terdengar seperti hardikan.
“Ya. Si botak yang
manis. Seperti kau bilang tadi.” Ia mengelus-elus kepalanya dan berseringai
seperti yang ada difoto.
“Tidak. Bukan. Aku
cabut kembali kata-kata ku barusan.”
“...*kecewa*...”
“Aku tidak bisa
lagi menghubungimu. Dan jangan hubungi aku lagi. Kencan kita hari ini
dibatalkan. Aku harus membantu ibuku berjualan kue ikan.”
Tuut... Tuuut.... Tuuuut....
Oooh... Kasihan
sekali Maki. Ia ditinggal gebetannya. Betapa kejam Ne-chan itu. Tahu tidak apa
reaksi Maki? Datar. Ia tidak menangis atau menampakkan muka sedih nya. Ya,
begitulah Maki. Makise sangat terobsesi dengan mahluk yang berlabel “Cewek”.
Sehingga ia membuat motto utuk ia terapkan dikehidupannya. Motto itu: ‘Sedari
sekarang, menentukan satu pendamping hidup yang tepat.’ Dan sampai sekarang ia
masih menentukan.
“Tamao!!” Aku
melambaikan tangan. Mike __yang ada disampingku, juga melambaikan tangan. Tamao membalas
lambaian tangan kami.
Tamao itu, uuummm..... aku mulai bercerita darimana ya? Uuuummmm, agaknya dia salah satu orang yang susah untuk dideskripsikan. Ia kaka kelasku. Satu angkatan dengan Mike, namun mereka tidak berada di satu kelas. Kebanyakan anak memanggilnya dengan nama keluarganya saja, yaitu Serizawa-san. Tamao sangat suka bermain catur. Aku beritahu, aku sangat payah dalam permainan yang satu itu. Seringkali aku menolak ajakannya. Namun tidak jarang juga aku menerima tantangannya, hanya untuk meneyenangkannnya saja.
Dulunya, Tamao merupakan King of Suzuran. Entah darimana ia menunjukku untuk meneruskan jabatannya itu. Tidak semudah dari yang diperkirakan untuk menjadi king of suzuran, aku harus melewati beberapa tahapan yang diberikan oleh Tamao. Tamao-pun begitu, ia mendapatkan kekuasaan The king dari Noboru-san. Noboru-san merupakan orang yang sangat bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi di Suzuran __Noboru-san juga sangat sadis dan licik. Tahu tidak betapa menderitanya Tamao-san saat berjuang mendapatkan jabatan the king itu? Kuberitahu sedikit kesadisan Noboru-san, dia memeberi 12 tahapan menyakitkan dan 15 tahapan memalukan. Salah satu tahapan “menyakitkan” itu adalah dia harus memenangkan pertarungan meminum sake dengan raja minum sake disekolah yaitu RindaMan __dia anak laki-laki tertinggi di Suzuran yang tingginya hampir 2 meter. Dan salah satu tahapan “memalukan” yaitu dia harus menyamar menjadi hostes disalah satu bar di pinggiran kota, jika ada laki-laki yang menyewanya dan mengajaknya ke salah satu hotel terdekat dan disaat itulah penyamarannya harus ia bongkar. Lebih parah lagi, video saat ia menjadi hostes akan disebarluaskan diseluruh penjuru sekolah. Jika “calon the king” tidak bisa melewati setengah dari tantangan tersebut, maka dia dianggap gugur dan akan keluar dari sekolah jika tidak ingin dipermalukan setiap hari selama sisa tahun ajaran sekolah.
Untungnya Tamao sangat beruntung, atau memang karena ia hebat, ia dapat melewati lebih dari setengah tantangan-tantangan yang diberikan oleh Noboru-san. Dengan terpaksa __dan harus rela, Noboru-san melepas jabatannya itu. Untungnya lagi, aku __ya aku, dengan gampangnya mendapatkan jabatan sebagai the king tanpa kesulitan yang berarti.
Siang itu,
“Takiya
Genjiiiiii....!”
Aku menoleh kearah
sumber suara.
“Apa loe yang
namanya Takiya Genji?”
Aku menutup komik
yang sedang aku baca. “Ya. gua Genji”
“Ooh. Jadi loe
Takiya-san” Ia menoleh kearah teman-temannya yang ada dibelakang __mungkin
lebih tepatnya anak buahnya. Lalu ia tertawa. Anehnya teman-temannyan juga ikut
tertawa.
Aku hanya terheran-heran melihat mereka. Apa maksudnya coba, hanya dengan menatap teman-temannya, ia yang sedang tertawa, teman-temannya juga ikut tertawa. Apa karena mereka tidak mempunyai selera humor yang bagus? Atau justru karena selera humor mereka seperti itu? Segala sesuatu yang ditertawakan oleh Tamao-san, mereka pikir itu lucu?. Entahlah...
Aku juga heran,
baru kali ini ada manusia yang menertawakan namaku. Bukan menertawakan karena
namaku jelek, tetapi karena tertawa bahagia. Coba saja bayangkan, seseorang
menyebut namamu sambil tertawa dan bertepuk tangan. Sungguh bahagia sekali
orang itu, hanya menyebut nama saja, ia dapat tertawa dan membaginya dengan
orang lain __lewat tanda dengan sebuah kerlingan mata.
Setelah beberapa
saat aku diam dan terheran-heran dengannya,
“Mau loe apa?”
“ooh mau gua? Mau
gua ini!” Ia menarik kerah leherku.
Akupun mengikuti
arah tarikan tangannya yang menghadapkan aku tepat didepan wajahnya.
“Apa loe tertarik
menjadi the king?” Kini senyumnya sangatlah bersahabat.
Cepat-cepat aku mengangguk seperti boneka keberuntungan di toko-toko milik orang tionghoa yang berbentuk kucing.
Cepat-cepat pula ia memberitahu apa saja persyaratan yang harus aku lakukan untuk menjadi The King Of Suzuran.
Aku tersenyum sumringah bak laki-laki yang menang undian lotre.
......................................................................
Foto 1 : Takashi Makise
Foto 2 : Takiya Genji
Foto 3 : Serizawa Tamao
Publish juga :D wekaweka :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar